ANALISIS NOVEL
Tema
Pendidikan guru (SPG)
Memang beginilah padang panjang setiap hari. Pagi selalu basah. Hujan seakan dikirim oleh gunung merapi sebagai hadiah. Kami anak-anak sekolah pendidikan guru (SPG) sudah berbicara dengan kondisi seperti ini. halaman 27.
Cinta tak Berujung
Jika saja kita dulu berkomunikasi tentulah sekarang aku sudah jadi istrimu. halaman 350.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh
Nurus - Linda - Zeta - Tafdi
Eni - Tata - Kribo - Ida
Susi - Khairul - Mutafdi - Mustafa
Ibrahim - Haslinda - Isnedi - Afrizal
Marsanti - Budi - Muzaman - Rabayati
Rabayana - Asniisah Putri - Putra Rajawali
Fitri - Ridwan - Lilis - Maya
Titin - Rani - Khairanis - Numpit
Sri Gustiana - Irman - Herssdon - Yetti
Pak Mawardi - Pak Fauzi - Bu Roslina - Khairil
Bu Marnis - Sukri - Nofialdi - Tuak ogak
Walinagari - Abrar - Pak Yanuar - Umi
Ayah - Mak Khalamandir - Ujang Karebo - Zulkarnain
Aran - Arin - Mutiara
Penokohan
Nurus
Pemalas
Bisa jadi aku pintar tapi aku pemalas, mungkin yang terakhir yang benar aku malas belajar drum, malas menekan tuts organ. Padahalaman semua tersedia di sekolah kami. halaman 32.
Tidak mudah putus asa
Sedangkan orang yang aayah bundanya tidak terpisah sering juga kekurangan uang, sementara aku ayah entah di rantau mana umi ditinggal sendiri, aku yakin banyak yang lebih pahit dari aku. halaman 32.
Suka menggombal
Cintamu bagai embun yang jatuh dari ujung-ujung ilalang, jatuh menimpa jantungku. halaman 50.
Munafik
Tata tak ada apa-apa. Ia sahabat belaka, percayalah padaku, kataku inilah cara laki-laki menyelamatkan diri. halaman 53.
Licik
Bagaimana kalau aku yang mewakilimu? Ia setuju, tapi ada syaratnya. Aku dan reza harus masuk kantin yang disepakati. Ridwan akan duluan masuk kesana. halaman 57.
Ridwan
Kemauan yang keras
Setelah jadi guru aku akan menyekolahkan adikku sampai tinggi. halaman 70.
Memikirkan kehidupan adiknya
Yang tidak baik adalah kalau kakaknya tidak ikut serta menyumbang untuk pendidikannya. halaman 75.
Semangat yang tinggi
Ridwan berkaki ayam menuju SD di desa tetangga, 10 km jauhnya. Ia akan berjalan kaki bersama teman-temannya. halaman 71.
Suka menasehati
Jadi maksudku rajin-rajinlah kau belajar Nurul. halaman 72.
Pekerja keras
Tubuhnya terbentuk demikian karena ia bekerja keras. halaman 72.
Romantis
Sehelai sautangan segiemat berenda ditepinya diperlihatkan oleh Ridwan kepadaku untuk zeta katanya. halaman 78.
Pintar
Ridwan memang hebat di kelas. Ia pintar ia rajin. Ia berani bertanya dan menjawab pertanyaan. halaman 85.
Kribo
Rajin
Tapi aku suka dia karena dia rajin. halaman 32.
Guru
Baik, sering marah, disiplin.
Ia guru yang baik, meski sering marah ada siswi jika terlambat sedikit saja pasti dilarang masuk. halaman 90.
Tafdi
Usil
Anak ini tahu saja apa yang ku pikirkan. Ia memang sahabat yang suka usil. halaman 46.
Ayah Ridwan
Sabar
Atas peristiwa itu ayah Ridwan diamankan ke kantor polisi dan diminta keterangan. halaman 168.
Fitri
Suka menikung teman
Zeta sudah ada yang punya dan tidak mungkin bertemu ruas dengan buku. Zeta tak mau menikah dengan orang sekampung tak enak katanya. halaman 193.
Bapak Fauzi
Orangnya luwes
Orangnya luwes dan memiliki kamera nikon. halaman 209.
Khairil
Aneh
Ini orangnya aneh, entah dimana ia belajar, ia bisa bahasa inggris. halaman 211.
Abrar
Nakal
Temanku ini sering tinggal kelas karena nakal dan anak paling jago berkelahi. halaman 216.
Mak Khaidir
Bijaksana
Mak Khaidir yang bijaksana itu pun tidak ada jalan keluar yang diberikan. halaman 272.
Irwan
Baik hati
Merogoh kantongnya lalu membayar sewa buku. halaman 292.
Zulkarnain
Tidak setia
Zulkarnain mau berpisah dengan anak istrinya tapi sejujurnya Mutiara telah merampas hartanya. halaman 348.
Mutiara
Cekatan
Si gadis payung kuning mendekatinya meletakkan tangannya di kening aran. halaman 345.
Aran
Pintar
Ia tumbuh menjadi anak yang pintar. halaman 344.
Arin
Zeta
Rajin
Mereka berdua menjadi guru yang amat rajin. halaman 341.
Latar
Tempat
Padang Panjang
Padang panjang basah dimana-mana. halaman 1.
Asrama Bidadari
Ini asrama Bidadari. halaman 32.
Padang Panjang Buncah
Orangpun berdatangan ke padang panjang buncah. halaman 26.
Rel kereta api
Tanpa sadar aku telah sampai di rel kereta api di tengah-tengah kota. halaman 27.
Sungai Talang ke arah Bukit Tinggi
Ia tinggal di sungai Talang arah ke Bukit Tinggi. halaman 31.
Kawasan Tanah Hitam
Setahun kemudian aku permisi untuk tinggal di kos lagi, di sebuah rumah warga di kawasan Tanah Hitam. halaman 62.
Di dalam kelas
Di dalam kelas itu meja diletakkan dua-dua sehingga jadi satu. halaman 89.
Taman
Taman kecil disisi jalan. halaman 156.
Surau
Mereka sebenarnya bermain tetapi sebagian mengaji. halaman 216.
Kelok sembilan
Empat hari ia harus bermukim di kelok sembilan. Kelok sembilan terletak pada kilometer ke – 148 dari padang arah ke pekan baru. halaman 316.
Latar Waktu
Pagi hari
Pagi yang kuyup padang panjang basah dimana-mana. halaman 1.
Sore hari
Bus P.O Manila yang aku tumpangi berangkat sore-sore ke padang panjang. halaman 108.
Malam hari
Malam telah menyungkup. Mobil berhenti penumpang harus makan terlebih dahulu. halaman 109.
Latar Suasana
Senang
Hari ini cerah, secerah hatiku. Aku mau berhari minggu bersama Zeta karena itulah siang ini muncul bintang di langit. Bukan hanya bintang tapi juga rembulan. Bukan hanya langit yang berhias tapi juga taman bunga di seluruh negeri. halaman 147.
Tegang
“Apa jaminannya bahwa kamu akan kembali ke sini atau ayahmu akan menjemput ransel kotor ini, tidak adakan?” halaman 114.
Sedih
“Pak tolong kasih saya karcis ke manna. Nanti disana ayahku yang membayar”, kataku. halaman 116.
Alur
Maju
Lalu kepala sekolah memberikan kuliah yang panjang tentang masa depan, tentang guru yang baik, tentang cinta dan tentang jiwa remaja yang bergejolak. halaman 82.
Mundur
Jika aku ingat televisi pertama di kampungku yang begitu menghipnotis itu bagian dari culture shock. Halaman serupa terjadi di mana-mana. Itu pulalah yang terjadi ketika film di televisi cuma Siti Nurbaya diputar. Jalan juga menjadi sepi. halaman 237.
Sudut Pandang
Orang pertama tunggal
Apalagi memikirkan kalimantan, ke jakarta saja aku belum pernah. halaman 38.
Orang pertama tunggal
Aku boleh saja terombang-ambing cinta yang mengarungi laut yang gelisah. halaman 40.
Orang pertama tunggal
Aku tak tahu apa yang terjadi di dalam sana. halaman 24.
Orang ketiga jamak
Mereka un pergi mandi. halaman 24.
Amanat
Jangan mengkhianati teman
Maka fitri bukanlah berusaha meyakinkan dede agar jangan menganggu Zeta tapi mengatakan Zeta sudah ada yang punya dan ia tak mungkin ruas bertemu dengan buku. Zeta tak mau menikah dengan orang sekampung. Zeta dicari fitri bersua. Maka seusai menikah mereka terbang ke Jakarta. halaman 193.
Gapailah cita-cita setinggi mungkin
Umi menceritakan bahwa aku diterima di IKIP. “Harus kuliah”. Kata etekku itu sembari membuka kalung emasnya.
“Bawalah ini jual dan uangnya untuk mendaftar ke IKIP. Menurutnya hanya akulah dari suku kami yang bisa diterima di Sipenmaru. Kalau bisa bersekolah tinggi tak kayu jenjang dikeping tak jenjang tangkai kapak dikeping. Pokokny harus sekolah agar orang jangan terlantas angan saja.” halaman 331.
Gaya Bahasa
Aku seperti rusa jantan yang betinanya baru saja ditembak pemburu (majas personifikasi). halaman 23.
RESENSI NOVEL
Identitas Buku
Judul Buku : Lonceng Cinta di Sekolah Guru
Pengarang : Khairul Jasmi
Editor : Veni Andriyani
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Tebal Buku : 353 halamanaman
Harga Buku : Rp. 20.000
Sinopsis
Menjadi guru SD bukanlah pekerjaan gampang. Gaji kecil perangai anak dan orang tuanya berjuta ragamnya. Belum lagi, perangai atasan dan atasannya lagi. Mengajar di SD adalah pengabdian. Sebagaimana yang dijelaskan guru mereka di SD dulu. halaman 342.
Kelebihan Novel
Pembaca jadi mengerti bahasa minang
“sialai sialai balilah balilah “, katanya dalam bahasa minang tiap ia memohon agar penumpang membeli dagangannya sesering itu pula aku menahan air matanya. halaman 127.
Covernya bagus
Kekurangan Novel
Bahasanya susah dipahami karena sebagian menggunakan bahasa minang.
“ang kok kapai marantau juo, jan lupo jo kampuang urang gaekang. Adiak adiak ang kok berbasil di rantau. Kaba an pulang baok kami.” Maksudnya jika pergi merantau jangan lupa kampung, orang tua dan adik-adik. Kalau berhasil ingat kampung dan teman-teman. halaman 111.
Kesimpulan
Guru juga memiliki sisi-sisi manusiawi yang perlu dimengerti.
Ibunya harus bekerja keras dan menjual sawah agar dapat mendanai pendidikan Nurus dan adik-adiknya.